sponsor

Senin, 17 Agustus 2015

JANGAN LAGI MENJALANI KEMO


Informasi yang harus Anda ketahui
Pesan Hj. Ilani Isahak – Belajar dari kesalahan saya
KUALA LUMPUR (Feb 24, 2011): Ketua Komite untuk Mempromosikan Masalah Pemahaman dan Kerukunan Antar-Agama, Datuk Ilani Isahak, meninggal hari ini setelah berjuang melawan kanker payudara selama lima tahun terakhir.  Ilani, 58 tahun, telah menghembuskan nafas terakhir nya sekitar jam 6 pagi di Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre ( PPUKM ).
The Star
melaporkan: Ketua Komite Kerja Untuk Masalah Hubungan Antar Agama, Datuk Ilani Isahak meninggal setelah tiga tahun berperang  melawan kanker payudara. Ilani telah berada di rumah sakit sejak tanggal 23 January 2011. Seluruh keluarganya sudah berkumpul bersama saat dia mengembuskan nafas terakhirnya, demikian menurut penjelasan dari kakak kandungnya Dr Amir Farid Isahak.
PENJELASAN  DARI  KAKAK  KANDUNG NYA :
Pada tanggal 2 Maret 2011, saya menerima e-mail dari Dr Amir Farid. Saya meminta izin kepada Dr Amir untuk menyalin kembali e-mail-nya (tentunya tanpa mencantumkan namanya). Ini adalah jawabannya: “Ya, anda bisa mengutip e-mail saya, dengan mencantumkan nama saya. Hal tersebut akan memberikan kredibilitas dibandingkan dengan kutipan tanpa nama.”  Inilah kelanjutan dari e-mail-nya kepada saya.
Salam,
Terima kasih untuk mau berbagi, dan juga atas banyaknya artikel yang telah anda tulis dan telah menjadi masukkan yang tak ternilai bagi saya. Artikel-artikel saya untuk The Star telah disensor ketika mulai mengkritik tentang kemoterapi. Untungnya mereka tidak bisa melakukan sensor semuanya, jadi beberapa masih bisa masuk.
Saya bingung sekali karena adik saya sendiri Dato Hajjah Ilani baru saja meninggal pekan lalu setelah menjalani kemoterapi selama tiga tahun. Dia mengikuti semua saran yang diberikan oleh dr.onkologi nya . Setiap kali, setelah berdiskusi dengan saya, ia  memutuskan ” tidak ada kemo lagi “, tapi setelah kunjungan berikutnya dengan oncologist, ia kemudian memberitahu saya  “oncologist mengatakan bahwa saya betul-betul perlu untuk menjalani kemoterapi lagi, jadi saya menyetujui nya “.
Dalam tiga tahun ini ia telah menjalani banyak program kemo. Dia juga diberikan begitu banyak dosis Herceptin, yang ternyata salah pemberian karena kemudian mereka mengatakan kepadanya bahwa laporan nya salah. Dia diberikan pula beberapa dosis Avastin, yang sebetulnya sudah ditarik penggunaan nya dalam pengobatan kanker payudara oleh US FDA pada bulan Desember 2010, karena kerusakan yang ditimbulkan  melebihi apapun dari semua unsur yang baik.
Anda dapat membayangkan sejauh apa semua kehancuran itu telah terjadi kepada tubuhnya. Dia menjalani kemo sampai bulan Desember 2010. Hanya ketika dia sampai dalam kondisi yang buruk pada bulan Januari 2011, dia memutuskan untuk tidak mejalani kemo lagi. Pada saat itu juga ahli onkologi nya  memutuskan bahwa dia termasuk kasus yang sudah tidak ada harapan lagi dan disarankan untuk menjalani perawatan paliatif saja.
Diatas tempat tidur (ahirnya menjadi tempat tidur  kematiannya), dia berkata kepada saya ” belajar dari kesalahan saya, jangan lagi menjalani kemoterapi “.  Apakah Anda berpikir Star akan mencetaknya jika saya menceritakan hal ini? Tidak akan sama sekali. Sayangnya, banyak lagi yang akan diyakinkan oleh para ahli onkologi mereka, bahwa kemoterapi adalah ” mutlak diperlukan “.
Dr Amir.

(Catatan: Dr Amir Farid Isahak adalah konsultan medis senior / dokter ahli kandungan. Dia juga seorang Master Chikung dan Master Reiki. Dia adalah Presiden Pendiri dari Asosiasi Guolin Chikung Malaysia dan juga Wakil Presiden dari Asosiasi Reiki Malaysia).
RESPONS  DARI  PEMBACA.
Kepada Yth  Dr Amir, saya turut berduka cita  mendengar berita tentang wafatnya  adik anda Ilani. Kehilangan seorang adik yang menderita kanker payudara (yang menjalani kemoterapi) saya dapat membayangkan bagaimana perasaan anda … dapat saya katakan kepada anda bahwa hal ini tidak akan mudah bagi anda mulai saat ini, terutama dari posisi anda “ yang memiliki hak-hak istimewa ” sebagai dokter yang percaya pada pengobatan komplementer.Dan karena kita berada di “ bisnis untuk membantu penderita kanker” bersiaplah untuk menghadapi ujian  … bagaimana bisa, anda sampai tidak bisa membantu adik sendiri eh?

Selamat bergabung. Secara pribadi, saya belajar banyak dari pengalaman adik saya dan kemudian  saya gunakan untuk memotivasi pasien kanker lainnya. Saya kira anda akan melakukan hal yang sama yaitu melaksanakan” amanat “ dari adik anda. Mereka telah pindah dari tempat persinggahan mereka di bumi ini dan semoga Allah memberkati jiwa mereka dan memberi mereka kedamaian.
KOMENTAR
Terima kasih Dok. sudah mau berbagi dengan kami. Dato Hajjah Ilani bukan satu-satunya orang yang meninggal setelah gagal berperang. Disana ada (dan akan) lebih banyak lagi pasien seperti dia. Satu- satunya tanggapan saya terhadap episode ini adalah  mengangkat tangan saya dalam keputus- asaan.  Tetapi tentu saja, saya tidak akan menyerah !
Pesan Dato Illani’s adalah: Belajar dari kesalahan saya, jangan lagi menjalani kemo. Dan kita akan memberitahu dunia mengenai hal itu !  Tapi biarlah saya katakan ini dengan tegas dan jelas: Ini bukan untuk saya ataupun CA Care untuk memberitahu Anda, pasien kanker, apa yang harus dilakukan – untuk menjalani atau tidak menjalani kemo. Itu harus menjadi keputusan Anda sendiri.
Tanggung jawab kami adalah untuk memberikan anda informasi yang kredibel. Bacalah tulisan ini dan kemudian buatlah keputusan sendiri. Ini menyangkut hidup anda sendiri dan hanya andalah yang akan mendapatkan keuntungan atau penderitaan dari keputusan yang telah anda buat tersebut.

Inilah cotohnya jika-obat kemoterapi tumpah ke tangan anda yang tidak dilindungi. Apa yang akan terjadi jika sebotol penuh obat ini dipompa ke dalam tubuh Anda?




Nah seperti inilah jadinya  jika dokter  telah “membuat anda berantakan”. 



Gambar di bawah ini: Seorang pasien dari  Indonesia berusia 73 tahun menjalani mastektomi. Tiga bulan kemudian (bukan tahun!) kanker nya muncul kembali. Dia kemudian menjalani kemoterapi dan radioterapi. Perawatan dihentikan setengah jalan karena kondisnya melemah dan tidak bisa berjalan. Apakah ini yang disebut-sebut metode yang telah terbukti secara ilmiah tersebut ? Apakah lebih baik dari minyak ular? ( snake oil ) Bagaimana jika anda tidak Melakukan Apapun ?


Beberapa dari Anda mungkin akan berkata kepada saya : “Tapi anda bias. Anda hanya menulis tentang hal-hal yang buruk  saja … bagaimana tentang sisi baik dari kemo?”          Mungkin bisa jadi anda benar !  Soalnya semua pasien yang datang dan menemui saya pada umumnya kasus yang gagal – setelah kemoterapi atau radiasi tidak dapat menyelamatkan mereka lagi !  Para pasien yang sukses tentu tidak datang untuk menemui saya. Maaf, saya hanya bisa melihat sisi jelek dari  perawatan medis.Namun, pertanyaan saya adalah: “Mengapa terdapat begitu banyak kasus buruk ? ”  Tidak bisakah  apa yang disebut pengobatan ilmiah tersebut berbuat lebih baik dari itu.?  Kemudian  saya ingin bertanya lagi: ” Apakah saya salah  atau  saya mengatakan yang tidak sebenarnya – masih jugakah saya dikatakan bias ? “
FAKTA-FAKTA  DAN  PENDAPAT  PARA  AHLI.
Saya sarankan anda mengunjungi website kami: http://cancercareindonesia.com/category/breast-cancer/ sebelum anda melemparkan batu  pertama. Baca dan dengarkan sendiri apa yang dikatakan oleh orang- orang ini tentang kanker payudara. Kemudian baca buku-buku tentang kanker payudara. Marilah kita mulai dengan mengamatinya :
Di dalam buku saya, CA Care Experience with BREAST CANCER, saya telah menjawab pertanyaan yang paling penting ini: Efektifkah Kemoterapi ? Izinkan saya mengutip apa yang saya tulis:
Graeme Morgan & Associates (Clinical Oncology 16:549-560; 2004)  menulis :
Kontribusi keseluruhan dari kemoterapi curatif dan adjuvant therapy, terhadap kelangsungan hidup 5 tahun pada orang dewasa diperkirakan sebesar 2,3% di Australia dan 2,1% di Amerika Serikat.
Di Australia, dari 10.661 orang yang menderita kanker payudara hanya 164 orang yang bertahan hidup selama5 tahun karena kemoterapi. Ini menggambarkan hanya 1,5 % kontribusi dari kemoterapi untuk dapat bertahan hidup.

Eva Segelov dalam sebuah editorial (Australian Presciber 29:2-3; 2006) menyatakan bahwa:
Kemoterapi telah mengalami kejenuhan dalam penjualannya ( oversold ). Kemoterapi hanya meningkatkan kelangsungan hidup kurang dari 3% pada orang dewasa yang mengidap kanker.
M. Veroort & Associates (British J Cancer 19:242-247; 204)  menyimpulkan bahwa:
Pengurangan kematian pada kanker payudara yang disebabkan oleh praktik-terkini dalam pemberian tamoxifen ( adjuvant therapy) dan kemoterapi adalah 7%.
Guy Faguet ( The War on Cancer: An anatomy of failure …)  menulis :
Sebuah analisa objektif dari kemoterapi kanker selama tiga dekade terakhir ini menunjukkan bahwa, meskipun biaya yang dikeluarkan oleh orang-orang dan institusi keuangan sangat banyak , paradigma mengenai pembunuhan sel kanker telah gagal untuk mencapai tujuannya … dan penaklukan kanker tetap menjadi tujuan yang jauh dari harapan dan sukar dipahami.
Kemoterapi untuk kanker didasarkan pada dasar pikiran yang cacat dengan tujuan yang tak dapat dicapai, sifat untuk merusak sel dari kemoterapi dalam bentuk yang sekarang tidak akan dapat memberantas kanker dan tidak juga meringankan penderitaan.
Di dalam buku saya, Understanding Cancer War and Cure, saya mengutip pendapat para ahli sebagai berikut:
Dr. John Lee, penulis What Your Doctor May Not Tell You About Breast Cancer, menulis :
Kemoterapi adalah suatu usaha untuk meracuni tubuh yang hanya mempersingkat kematian dengan harapan untuk membunuh kanker sebelum seluruh tubuh terbunuh.
Kebanyakan tidak berhasil.
Alan Levin, profesor imunologi,dari University of California Medical School mengatakan :

Kebanyakan penderita kanker di negara ini mati karena kemoterapi.
Kemoterapi tidak dapat melenyapkan /membunuh  kanker payudara ,kanker usus besar ataupun kanker paru-paru.
Fakta ini telah didokumentasikan selama lebih dari satu dekade.
Namun dokter masih menggunakan kemoterapi untuk tumor-tumor ini.
Wanita dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi cenderung mati lebih cepat  daripada tanpa kemoterapi.
Dalam bukunya, Enter the Zone, Dr Barry Sears menulis :
Semua orang tahu bahwa obat kanker yang ada saat ini amat buruk. ~ Wolfgang Wrasidlo, direktur pengembangan obat, Klinik Scripps, La Jolla, California, pg. 164
Pengobatan untuk kanker yang ada sekarang ini mungkin yang paling biadab dalam dunia kedokteran modern ini, pg. 166. 166.
Tinggal dekat rumah, seorang dokter onkologi terkenal di Singapura – Dr. Ang Peng Tiam, membuat tulisan ini yang dimuat dalam suratkhabar The Straits Times, Mind Your Body Supplement, halaman 22, tanggal 29 November 2006 :
Onkologi tidak seperti spesialis medis yang lainnya di mana melakukan pekerjaan dengan baik adalah suatu norma. Dalam onkologi, bahkan memperpanjang hidup pasien selama tiga bulan sampai satu tahun telah dianggap suatu prestasi.
Mencapai kesembuhkan adalah seperti menarik jackpot.
Tidak semua kanker dapat disembuhkan.
Bagi seorang pasien untuk menerima kesembuhkan adalah seperti menarik jackpot.  Dapat ?  Tapi,tunggu sebentar dan mari kita bertanya : Siapa yang lebih cenderung menarik tongkat jackpot pertama kali ? Pasien atau ahli onkologi ?  Baca cerita ini: http://cancercareindonesia.com/2011/03/01/breast-cancer-she-died-even-after-multi-million-dollar-medical-bill/

Komentar terakhir saya,

Waspadalah terhadap Propaganda oleh Media Massa

Apakah anda pikir Surat Kabar, Majalah dan berita TV News, menyajikan informasi medis secara wajar dan objektif ?  Pikirkan lagi.


Propaganda Medis sudah merajalela. Tujuannya adalah untuk menyesatkan, membingungkan dan memaksa Anda untuk mendukung pengobatan konvensional dan meningkatkan perlombaan dalam indutri obat kanker. ~ Burton Goldberg, An alternative medicine definitive guide to cancer.


CEGAH KANKER SERVICK SEKARANG JUGA !!!

Ada dua cara yang efektif mencegah kanker leher rahim atau kanker serviks yaitu
1.Melakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus HPV
2.Pemeriksaan Pap Smear dengan rutin.

– Kanker mulut rahim atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks merupakan momok bagi perempuan Indonesia. Kanker itu menjadi pembunuh nomor satu perempuan di Indonesia.
Kanker mulut rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim/seviks yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.
Demikian diungkap Dr Ferryal Loetan, ASC&T, Sp RM, MKes-MMR di Win Klinik, Kamar Sutera, Kelapa Gading Square Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain itu, kanker serviks juga rentan dialami wanita yang melakukan hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini dan sering berganti-ganti pasangan seksual. Serta wanita yang menderita infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun dan banyak melahirkan.
Dia menjelaskan, sebagian besar yaitu 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim.
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu virus HPV (human papillomavirus).
“HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini terdiri dari berbagai macam tipe. Namun terdapat dua tipe yang paling membahayakan, yaitu HPV tipe 16 dan 18,” terangnya.



Virus itu ditularkan melalui hubungan seksual. Namun tidak semua infeksi HPV dapat berkembang menjadi kanker serviks. Jika seorang wanita terinfeksi dengan HPV yang tipe lain yang tidak begitu berbahaya, maka dengan kekebalan tubuhnya, wanita tersebut dapat terhindar dari kanker serviks. Biasanya HPV yang berkembang menjadi kanker serviks adalah yang tipe 16 dan 18.
Dr Ferryal juga menuturkan, kebiasaan merokok juga mempertinggi risiko kanker serviks. Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
Banyak melahirkan!!.
Risiko semakin tinggi dialami wanita yang suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.
“Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan disekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala antara lain perdarahan vagina yang abnormal, terutama diantara dua menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause,” jelasnya.
Juga ditandai dengan menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak) dan keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat, mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
Kemudian, gejala dari kanker serviks stadium lanjut yaitu nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan. Serta nyeri panggul punggung dan tungkai. Dari vagina keluar air kemih atau tinja, patah tulang.

Pencegahan
Ada dua cara untuk mencegah kanker serviks. Pertama, mencegah terjadinya infeksi HPV yaitu dengan melakukan vaksinasi. Vaksin ini dibuat dengan teknologi rekombinan, sehingga mempunyai ketahanan yang kuat. Vaksinasi ini merupakan pencegahan yang paling utama. Perlindungan terhadap kanker serviks dengan vaksin ini mencapai 89%. Lama proteksi vaksin ini mencapai 53 bulan
Kemudian, melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur. Karena pada dasarnya setiap kanker itu jika ditemukan dalam tingkatan yang dini, maka akan lebih mudah dalam penanganannya. Untuk itu diperlukan pendeteksian secara dini terhadap kanker serviks.
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui secara dini adalah Pap Smear. Sensitifitas Pap Smear mecapai 90% bila dilakukan setiap tahun. Karena kanker serviks ditularkan melalui hubungan seksual, maka wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual hendaknya melakukan Pap Smear setiap tahun sekali.
Selain itu, hendaknya anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual. Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita penyakit kulit kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit kulit kelamin. Serta jangan berganti-ganti pasangan seksual dan berhenti merokok. (ri)\


Sabtu, 15 Agustus 2015

Sosialisasi Kanker & Tumor

Dijaman sekarang ini seiring semakin sibuknya manusia mengejar kecukupan ekonominya,mereka semua tidak ada waktu lagi untuk memperhatikan pola makan dan pola hidup sehari-hari.
Ketahuilah bahwa sel kanker dapat bangkit kapan saja ketika manusia kehilangan kontrol tehadap asupan makanan yang sembarangan.

                                                      

Saksikan video dibawah ini;

Acara Sosialisasi di PT. TGI Kota Jambi part-1


Acara Sosialisasi di PT. TGI Kota Jambi part-2

 
Kesaksian Ibu Atik yang sembuh dari Kanker payudara