Informasi yang harus Anda ketahui
Pesan Hj. Ilani Isahak – Belajar dari kesalahan saya
KUALA LUMPUR (Feb 24, 2011): Ketua Komite untuk
Mempromosikan Masalah Pemahaman dan Kerukunan Antar-Agama, Datuk Ilani Isahak,
meninggal hari ini setelah berjuang melawan kanker payudara selama lima tahun
terakhir. Ilani, 58 tahun, telah menghembuskan nafas terakhir nya sekitar
jam 6 pagi di Universiti Kebangsaan Malaysia Medical Centre ( PPUKM ).
The Star
melaporkan: Ketua Komite Kerja Untuk Masalah Hubungan
Antar Agama, Datuk Ilani Isahak meninggal setelah tiga tahun berperang
melawan kanker payudara. Ilani telah berada di rumah sakit sejak tanggal
23 January 2011. Seluruh keluarganya sudah berkumpul bersama saat dia
mengembuskan nafas terakhirnya, demikian menurut penjelasan dari kakak
kandungnya Dr Amir Farid Isahak.
PENJELASAN DARI KAKAK KANDUNG NYA :
Pada tanggal 2 Maret 2011, saya menerima e-mail dari Dr Amir
Farid. Saya meminta izin kepada Dr Amir untuk menyalin kembali e-mail-nya
(tentunya tanpa mencantumkan namanya). Ini adalah jawabannya: “Ya, anda bisa
mengutip e-mail saya, dengan mencantumkan nama saya. Hal tersebut akan
memberikan kredibilitas dibandingkan dengan kutipan tanpa nama.” Inilah
kelanjutan dari e-mail-nya kepada saya.
Salam,
Terima kasih untuk mau berbagi, dan juga atas banyaknya
artikel yang telah anda tulis dan telah menjadi masukkan yang tak ternilai bagi
saya. Artikel-artikel saya untuk The Star telah disensor ketika mulai
mengkritik tentang kemoterapi. Untungnya mereka tidak bisa melakukan sensor
semuanya, jadi beberapa masih bisa masuk.
Saya bingung sekali karena adik saya sendiri Dato Hajjah
Ilani baru saja meninggal pekan lalu setelah menjalani kemoterapi selama tiga
tahun. Dia mengikuti semua saran yang diberikan oleh dr.onkologi nya . Setiap
kali, setelah berdiskusi dengan saya, ia memutuskan ” tidak ada kemo lagi
“, tapi setelah kunjungan berikutnya dengan oncologist, ia kemudian memberitahu
saya “oncologist mengatakan bahwa saya betul-betul perlu untuk menjalani
kemoterapi lagi, jadi saya menyetujui nya “.
Dalam tiga tahun ini ia telah menjalani banyak program kemo.
Dia juga diberikan begitu banyak dosis Herceptin, yang ternyata salah pemberian
karena kemudian mereka mengatakan kepadanya bahwa laporan nya salah. Dia
diberikan pula beberapa dosis Avastin, yang sebetulnya sudah ditarik penggunaan
nya dalam pengobatan kanker payudara oleh US FDA pada bulan Desember 2010,
karena kerusakan yang ditimbulkan melebihi apapun dari semua unsur yang
baik.
Anda dapat membayangkan sejauh apa semua kehancuran itu
telah terjadi kepada tubuhnya. Dia menjalani kemo sampai bulan Desember 2010.
Hanya ketika dia sampai dalam kondisi yang buruk pada bulan Januari 2011, dia
memutuskan untuk tidak mejalani kemo lagi. Pada saat itu juga ahli onkologi nya
memutuskan bahwa dia termasuk kasus yang sudah tidak ada harapan lagi dan
disarankan untuk menjalani perawatan paliatif saja.
Diatas tempat tidur (ahirnya menjadi tempat tidur
kematiannya), dia berkata kepada saya ” belajar dari kesalahan saya,
jangan lagi menjalani kemoterapi “. Apakah Anda berpikir Star akan
mencetaknya jika saya menceritakan hal ini? Tidak akan sama sekali. Sayangnya,
banyak lagi yang akan diyakinkan oleh para ahli onkologi mereka, bahwa
kemoterapi adalah ” mutlak diperlukan “.
Dr Amir.
(Catatan: Dr Amir Farid Isahak adalah konsultan medis
senior / dokter ahli kandungan. Dia juga seorang Master Chikung dan Master
Reiki. Dia adalah Presiden Pendiri dari Asosiasi Guolin Chikung Malaysia dan
juga Wakil Presiden dari Asosiasi Reiki Malaysia).
RESPONS DARI PEMBACA.
Kepada Yth Dr Amir, saya turut berduka cita
mendengar berita tentang wafatnya adik anda Ilani. Kehilangan seorang
adik yang menderita kanker payudara (yang menjalani kemoterapi) saya dapat
membayangkan bagaimana perasaan anda … dapat saya katakan kepada anda bahwa hal
ini tidak akan mudah bagi anda mulai saat ini, terutama dari posisi anda “ yang
memiliki hak-hak istimewa ” sebagai dokter yang percaya pada pengobatan
komplementer.Dan karena kita berada di “ bisnis untuk membantu penderita
kanker” bersiaplah untuk menghadapi ujian … bagaimana bisa, anda sampai
tidak bisa membantu adik sendiri eh?
Selamat bergabung. Secara pribadi, saya belajar banyak dari
pengalaman adik saya dan kemudian saya gunakan untuk memotivasi pasien
kanker lainnya. Saya kira anda akan melakukan hal yang sama yaitu melaksanakan”
amanat “ dari adik anda. Mereka telah pindah dari tempat persinggahan mereka di
bumi ini dan semoga Allah memberkati jiwa mereka dan memberi mereka kedamaian.
KOMENTAR
Terima kasih Dok. sudah mau berbagi dengan kami. Dato Hajjah
Ilani bukan satu-satunya orang yang meninggal setelah gagal berperang. Disana
ada (dan akan) lebih banyak lagi pasien seperti dia. Satu- satunya tanggapan
saya terhadap episode ini adalah mengangkat tangan saya dalam keputus-
asaan. Tetapi tentu saja, saya tidak akan menyerah !
Pesan Dato Illani’s adalah: Belajar dari kesalahan
saya, jangan lagi menjalani kemo. Dan kita akan memberitahu dunia mengenai
hal itu ! Tapi biarlah saya katakan ini dengan tegas dan jelas: Ini
bukan untuk saya ataupun CA Care untuk memberitahu Anda, pasien kanker, apa
yang harus dilakukan – untuk menjalani atau tidak menjalani kemo. Itu
harus menjadi keputusan Anda sendiri.
Tanggung jawab kami adalah untuk memberikan anda informasi
yang kredibel. Bacalah tulisan ini dan kemudian buatlah keputusan
sendiri. Ini menyangkut hidup anda sendiri dan hanya andalah yang akan
mendapatkan keuntungan atau penderitaan dari keputusan yang telah anda buat
tersebut.
Inilah cotohnya jika-obat kemoterapi tumpah ke tangan anda
yang tidak dilindungi. Apa yang akan terjadi jika sebotol penuh obat ini
dipompa ke dalam tubuh Anda?
Nah seperti inilah jadinya jika dokter telah
“membuat anda berantakan”.
Beberapa dari Anda mungkin akan berkata kepada saya : “Tapi
anda bias. Anda hanya menulis tentang hal-hal yang buruk saja … bagaimana
tentang sisi baik dari kemo?”
Mungkin bisa jadi anda benar ! Soalnya semua pasien yang datang dan
menemui saya pada umumnya kasus yang gagal – setelah kemoterapi atau radiasi
tidak dapat menyelamatkan mereka lagi ! Para pasien yang sukses tentu
tidak datang untuk menemui saya. Maaf, saya hanya bisa melihat sisi jelek
dari perawatan medis.Namun, pertanyaan saya adalah: “Mengapa terdapat
begitu banyak kasus buruk ? ” Tidak bisakah apa yang disebut
pengobatan ilmiah tersebut berbuat lebih baik dari itu.? Kemudian
saya ingin bertanya lagi: ” Apakah saya salah atau saya
mengatakan yang tidak sebenarnya – masih jugakah saya dikatakan bias ? “
FAKTA-FAKTA DAN PENDAPAT PARA AHLI.
Saya sarankan anda mengunjungi website
kami: http://cancercareindonesia.com/category/breast-cancer/ sebelum
anda melemparkan batu pertama. Baca dan dengarkan sendiri apa yang
dikatakan oleh orang- orang ini tentang kanker payudara. Kemudian baca buku-buku
tentang kanker payudara. Marilah kita mulai dengan mengamatinya :
Di dalam buku saya, CA Care Experience with BREAST
CANCER, saya telah menjawab pertanyaan yang paling penting
ini: Efektifkah Kemoterapi ? Izinkan saya mengutip apa yang saya
tulis:
Graeme Morgan & Associates (Clinical Oncology
16:549-560; 2004) menulis :
Kontribusi keseluruhan dari kemoterapi curatif dan adjuvant
therapy, terhadap kelangsungan hidup 5 tahun pada orang dewasa diperkirakan
sebesar 2,3% di Australia dan 2,1% di Amerika Serikat.
Di Australia, dari 10.661 orang yang menderita kanker
payudara hanya 164 orang yang bertahan hidup selama5 tahun karena kemoterapi.
Ini menggambarkan hanya 1,5 % kontribusi dari kemoterapi untuk dapat bertahan
hidup.
Eva Segelov dalam sebuah editorial (Australian Presciber
29:2-3; 2006) menyatakan bahwa:
Kemoterapi telah mengalami kejenuhan dalam penjualannya (
oversold ). Kemoterapi hanya meningkatkan kelangsungan hidup kurang dari
3% pada orang dewasa yang mengidap kanker.
M. Veroort & Associates (British J Cancer 19:242-247;
204) menyimpulkan bahwa:
Pengurangan kematian pada kanker payudara yang disebabkan
oleh praktik-terkini dalam pemberian tamoxifen ( adjuvant therapy) dan
kemoterapi adalah 7%.
Guy Faguet ( The War on Cancer: An anatomy of
failure …) menulis :
Sebuah analisa objektif dari kemoterapi kanker selama tiga
dekade terakhir ini menunjukkan bahwa, meskipun biaya yang dikeluarkan oleh
orang-orang dan institusi keuangan sangat banyak , paradigma mengenai
pembunuhan sel kanker telah gagal untuk mencapai tujuannya … dan penaklukan
kanker tetap menjadi tujuan yang jauh dari harapan dan sukar dipahami.
Kemoterapi untuk kanker didasarkan pada dasar pikiran
yang cacat dengan tujuan yang tak dapat dicapai, sifat untuk merusak sel dari
kemoterapi dalam bentuk yang sekarang tidak akan dapat memberantas kanker dan
tidak juga meringankan penderitaan.
Di dalam buku saya, Understanding Cancer War and
Cure, saya mengutip pendapat para ahli sebagai berikut:
Dr. John Lee, penulis What Your Doctor May Not Tell You
About Breast Cancer, menulis :
Kemoterapi adalah suatu usaha untuk meracuni tubuh yang
hanya mempersingkat kematian dengan harapan untuk membunuh kanker sebelum
seluruh tubuh terbunuh.
Kebanyakan tidak berhasil.
Alan Levin, profesor imunologi,dari University of California
Medical School mengatakan :
Kebanyakan penderita kanker di negara ini mati karena
kemoterapi.
Kemoterapi tidak dapat melenyapkan /membunuh kanker
payudara ,kanker usus besar ataupun kanker paru-paru.
Fakta ini telah didokumentasikan selama lebih dari satu
dekade.
Namun dokter masih menggunakan kemoterapi untuk tumor-tumor
ini.
Wanita dengan kanker payudara yang menjalani kemoterapi
cenderung mati lebih cepat daripada tanpa kemoterapi.
Dalam bukunya, Enter the Zone, Dr Barry Sears
menulis :
Semua orang tahu bahwa obat kanker yang ada saat ini amat
buruk. ~ Wolfgang Wrasidlo, direktur pengembangan obat, Klinik Scripps, La
Jolla, California, pg. 164
Pengobatan untuk kanker yang ada sekarang ini mungkin yang
paling biadab dalam dunia kedokteran modern ini, pg. 166. 166.
Tinggal dekat rumah, seorang dokter onkologi terkenal di
Singapura – Dr. Ang Peng Tiam, membuat tulisan ini yang dimuat dalam
suratkhabar The Straits Times, Mind Your Body
Supplement, halaman 22, tanggal 29 November 2006 :
Onkologi tidak seperti spesialis medis yang lainnya di mana
melakukan pekerjaan dengan baik adalah suatu norma. Dalam onkologi, bahkan
memperpanjang hidup pasien selama tiga bulan sampai satu tahun telah dianggap
suatu prestasi.
Mencapai kesembuhkan adalah seperti menarik jackpot.
Tidak semua kanker dapat disembuhkan.
Bagi seorang pasien untuk menerima kesembuhkan adalah
seperti menarik jackpot. Dapat ? Tapi,tunggu sebentar dan mari kita
bertanya : Siapa yang lebih cenderung menarik tongkat jackpot pertama kali
? Pasien atau ahli onkologi ? Baca cerita
ini: http://cancercareindonesia.com/2011/03/01/breast-cancer-she-died-even-after-multi-million-dollar-medical-bill/
Komentar terakhir saya,
Waspadalah terhadap Propaganda oleh Media Massa
Apakah anda pikir Surat Kabar, Majalah dan berita TV News,
menyajikan informasi medis secara wajar dan objektif ? Pikirkan lagi.
Propaganda Medis sudah merajalela. Tujuannya adalah
untuk menyesatkan, membingungkan dan memaksa Anda untuk mendukung pengobatan
konvensional dan meningkatkan perlombaan dalam indutri obat kanker. ~
Burton Goldberg, An alternative medicine definitive guide to cancer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar